Kamis, 09 November 2017

Mengapa Kita Tidak Bisa Menjauh Dari Layar?



Sumber New York Times Maret 2017

Dalam sebuah buku baru, "Irresistible: The Rise of Addictive Technology and the Business of Keeping Us Hooked," psikolog sosial Adam Alter memperingatkan bahwa banyak dari kita -para usia muda, remaja, orang dewasa- telah kecanduan produk digital modern. Tidak sekedar kiasan, tapi benar-benar ketagihan.

Dr. Alter, 36 thn., adalah seorang profesor di Stern School of Business di New York University yang meneliti psikologi dan pemasaran. Kami berbicara selama dua jam minggu lalu di kantor The New York Times. Percakapan kami telah diedit dan dikondisikan untuk lebih jelas dan ringkas.

T : Apa yang membuat Anda berpikir bahwa orang menjadi kecanduan perangkat digital dan media sosial?

J : Di masa lalu, kita berfikir bahwa kecanduan sebagian besar berkaitan dengan zat kimia : heroin, kokain, nikotin. Sekarang, kita memiliki fenomena perilaku-perilaku kecanduan di mana, suatu pimpinan industri teknologi mengatakan kepada saya, orang menghabiskan hampir tiga jam sehari untuk terhubung ke ponsel mereka. Bahkan anak-anak laki-laki remaja kadang menghabiskan waktu berminggu-minggu sendirian di kamar mereka bermain video game. Dan Pembuat Snapchat mengklaim penggunanya yang memiliki jiwa muda, membuka aplikasi mereka lebih dari 18 kali sehari.

Perilaku kecanduan terhadap perangkat digital dan media sosial benar-benar meluas sekarang. Sebuah penelitian di tahun 2011 menunjukkan bahwa 41 persen dari kita memiliki setidaknya satu perilaku kecanduan terhadap perangkat digital dan media sosial. Angka itu pasti telah meningkat saat ini seiring dengan perkembangan platform jejaring sosial, tablet dan smartphone yang lebih adiktif.

T : Bagaimana Anda mendefinisikan "kecanduan"?

J : Definisi yang saya miliki bahwa kecanduan adalah sesuatu yang Anda sukai dalam jangka pendek, namun merusak hal-hal baik yang Anda miliki dalam jangka panjang, dan Anda ingin melakukannya secara kompulsif dan obsesif.

Secara biologis kita cenderung berperilaku seperti itu. Jika Anda menyuruh seseorang ke depan mesin slot (mesin judi Jackpot), otak mereka secara kualitatif terlihat sama seperti saat mereka membawa heroin. Jika Anda adalah seseorang yang secara kompulsif bermain video game – walau tidak semua orang, tapi pada orang-orang yang kecanduan permainan tertentu - saat Anda menyalakan komputer Anda, otak Anda secara substantif akan terlihat seperti pelaku penyalahgunaan sesuatu.

Kami meneliti sedemikian rupa, bahwa pengalaman menyentuh tombol yang tepat, otak kita akan melepaskan neurotransmiter dopamin. Sehingga kita akan dibanjiri dopamin yang membuat kita merasa nyaman dalam jangka pendek, dan dalam jangka panjang membangun suatu toleransi dan menginginkan lebih.

T : Apakah perancang teknologi baru mengerti apa yang mereka lakukan?

Orang-orang yang membuat video game tidak akan mengatakan bahwa mereka ingin menciptakan pecandu. Mereka hanya ingin Anda menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan produk mereka.
Beberapa permainan di smartphone mengharuskan Anda memberi uang saat bermain, jadi mereka ingin membuat Anda tetap bermain. Perancang akan membangun sebuah permainan dengan sejumlah umpan balik, dengan cara yang sama bahwa mesin slot menawarkan kemenangan sesekali untuk menahan minat Anda untuk tetap bermain.

Tidak mengherankan, produsen game sering melakuka pra-uji suatu produk dengan beberapa versi untuk melihat versi mana yang paling sulit ditolak dan mana yang akan membuat perhatian Anda tertuju paling lama. Dan… berhasil.

Dalam buku itu, saya berbicara dengan seorang pemuda yang pernah duduk di depan komputernya bermain video game selama 45 hari berturut-turut! Bermain secara kompulsif dan telah menghancurkan seluruh hidupnya. Saat ini dia direhabilitasi di klinik reSTART negara bagian Washington, di mana klinik tersebut mengkhususkan diri dalam merawat anak muda dengan ketergantungan game.

T : Apakah kita memerlukan undang-undang untuk melindungi diri kita sendiri?

Bukan ide buruk untuk mempertimbangkannya, setidaknya untuk game online.

Di Korea Selatan dan China, ada proposal yang mereka sebut undang-undang Cinderella. Idenya adalah untuk melindungi anak-anak dari bermain game-game tertentu setelah tengah malam.

Kecanduan game dan internet merupakan masalah yang sangat serius di seluruh Asia Timur. Di China, ada jutaan anak muda pecandu game dan internet, dan di negara tersebut memiliki kamp-ksmp rehabilitasi di mana orang tua mempercayakan anak mereka selama berbulan-bulan terapi detoks yang terencana.

T : Mengapa Anda mengklaim bahwa banyak gadget elektronik baru telah memicu kecanduan perilaku?

J : Lihatlah apa yang orang lakukan. Dalam suatu survei, 60 persen orang dewasa mengatakan bahwa mereka meletakkan ponsel di sampingnya saat tidur. Dalam survei lain, separuh responden mengaku memeriksa email mereka pada malam hari.

Apalagi, saat ini gadget menjadi perangkat penyampaian yang sempurna untuk media adiktif. Jika permainan dan media sosial pernah terbatas hanya pada komputer di rumah, gadget mengizinkan kita untuk bermain game dan menggunakan media sosial di mana-mana.

Dewasa ini, kita selalu memeriksa media sosial terus-menerus, yang disadari atau tidak, mengganggu pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Kita terobsesi dengan berapa banyak "like" pada foto Instagram atau Facebook, daripada ke mana kita akan jalan-jalan dan dengan siapa kita akan mengobrol.

T : Dimana salahnya dalam hal ini?

J : Jika Anda menggunakan ponsel selama tiga jam setiap hari, saat itu Anda tidak menghabiskan berinteraksi bertatap muka dengan orang lain. Smartphone memberikan semua yang anda butuhkan untuk menikmati momen-momen Anda, dan menggunakan ponsel tidak memerlukan banyak inisiatif.
Anda tidak perlu mengingat apapun karena semuanya tepat di depan Anda. Anda tidak perlu mengembangkan kemampuan untuk menghafal atau mengemukakan gagasan baru.

Saya merasa tertarik pada wawancara terhadap mendiang Steve Jobs di tahun 2010, ia mengatakan bahwa anak-anaknya sendiri tidak menggunakan saya iPad. Fakta yang mengejutkan, banyak sejumlah raksasa di Silicon Valley menolak untuk membiarkan anak-anak mereka berada di dekat perangkat-perangkat tertentu. Ada sekolah swasta di Bay Area tidak mengizinkan teknologi tertentu, tidak ada iPhone ataupun iPad. Hal yang sangat menarik tentang sekolah ini adalah, 75 persen orang tua siswa adalah eksekutif teknologi.

Belajar dari perihal sekolah tersebut mendorong saya untuk menulis, "Irresistible" Apakah benar ponsel, tablet dan sejenisnya membuat mereka (Steve Jobs, eksekutif TI, sekolah) melarang anak-anak menggunakannya karena memiliki potensi yang berbahaya?

T : Anda memiliki anak laki-laki berusia 11 bulan. Bagaimana Anda berinteraksi dengan teknologi Anda saat Anda bersamanya?

J : Saya mencoba untuk tidak menggunakan ponsel saya saat di sekitarnya. Ini sebenarnya salah satu mekanisme terbaik untuk memaksa saya agar tidak terlalu banyak menggunakan telepon saya.

T : Apakah kamu kecanduan barang ini?

J : Ya saya berpikir begitu. Saya telah mengembangkan kecanduan dari waktu ke waktu dengan berbagai permainan di telepon saya.

Seperti banyak orang dalam survei yang saya sebutkan tadi, saya kecanduan email. Saya tidak bisa berhenti memeriksanya. Saya tidak bisa tidur di malam hari jika saya belum membersihkan inbox saya. Aku akan meletakkan teleponku di samping tempat tidurku, sama seperti aku berusaha untuk tidak melakukannya.

Teknologi ini memang dirancang untuk itu. Email seperti tidak berdasar. Platform media sosial seperti tidak ada habisnya. Twitter? Kicauan yang tidak akan pernah benar-benar berakhir. Anda bisa duduk di sana 24 jam sehari dan Anda tidak akan pernah sampai pada akhirnya. Dan Anda akan kembali lagi dan lagi dan lagi.

T : Jika Anda menasihati seorang teman tentang berhenti dari perilaku kecanduan mereka, apa yang akan Anda sarankan?

J : Saya menyarankan agar mereka lebih waspada tentang bagaimana mereka membiarkan teknologi menyerbu kehidupan mereka. Selanjutnya, mereka harus mengaturnya. Saya suka ide, misalnya, tidak menjawab email setelah pukul enam sore.
 
Secara umum, saya akan mengatakan menemukan lebih banyak waktu untuk berada di lingkungan alami, bertatap muka dengan seseorang dalam percakapan yang panjang tanpa teknologi apa pun di ruangan itu. Seperti tahun 1950-an di mana Anda duduk di sebuah ruangan dan Anda tidak bisa membedakan, Anda ada di era. Anda seharusnya tidak selalu melihat-lihat pada layar-layar Anda.

Sekian

Tidak ada komentar: