Sumber
New York Times Maret 2017
Dalam sebuah buku baru,
"Irresistible: The Rise of Addictive Technology and the Business of
Keeping Us Hooked," psikolog sosial Adam Alter memperingatkan bahwa banyak
dari kita -para usia muda, remaja, orang dewasa- telah kecanduan produk digital
modern. Tidak sekedar kiasan, tapi benar-benar ketagihan.
Dr. Alter, 36 thn.,
adalah seorang profesor di Stern School of Business di New York University yang
meneliti psikologi dan pemasaran. Kami berbicara selama dua jam minggu lalu di
kantor The New York Times. Percakapan kami telah diedit dan dikondisikan untuk
lebih jelas dan ringkas.
T
: Apa yang membuat Anda berpikir bahwa orang menjadi kecanduan perangkat
digital dan media sosial?
J : Di masa lalu, kita
berfikir bahwa kecanduan sebagian besar berkaitan dengan zat kimia : heroin,
kokain, nikotin. Sekarang, kita memiliki fenomena perilaku-perilaku kecanduan di
mana, suatu pimpinan industri teknologi mengatakan kepada saya, orang
menghabiskan hampir tiga jam sehari untuk terhubung ke ponsel mereka. Bahkan anak-anak
laki-laki remaja kadang menghabiskan waktu berminggu-minggu sendirian di kamar
mereka bermain video game. Dan Pembuat Snapchat mengklaim penggunanya yang
memiliki jiwa muda, membuka aplikasi mereka lebih dari 18 kali sehari.
Perilaku kecanduan
terhadap perangkat digital dan media sosial benar-benar meluas sekarang. Sebuah
penelitian di tahun 2011 menunjukkan bahwa 41 persen dari kita memiliki
setidaknya satu perilaku kecanduan terhadap perangkat digital dan media sosial.
Angka itu pasti telah meningkat saat ini seiring dengan perkembangan platform
jejaring sosial, tablet dan smartphone yang lebih adiktif.
T
: Bagaimana Anda mendefinisikan "kecanduan"?
J : Definisi yang saya miliki
bahwa kecanduan adalah sesuatu yang Anda sukai dalam jangka pendek, namun merusak
hal-hal baik yang Anda miliki dalam jangka panjang, dan Anda ingin melakukannya
secara kompulsif dan obsesif.
Secara biologis kita
cenderung berperilaku seperti itu. Jika Anda menyuruh seseorang ke depan mesin
slot (mesin judi Jackpot), otak mereka secara kualitatif terlihat sama seperti
saat mereka membawa heroin. Jika Anda adalah seseorang yang secara kompulsif bermain
video game – walau tidak semua orang, tapi pada orang-orang yang kecanduan
permainan tertentu - saat Anda menyalakan komputer Anda, otak Anda secara
substantif akan terlihat seperti pelaku penyalahgunaan sesuatu.
Kami meneliti
sedemikian rupa, bahwa pengalaman menyentuh tombol yang tepat, otak kita akan
melepaskan neurotransmiter dopamin. Sehingga kita akan dibanjiri dopamin yang
membuat kita merasa nyaman dalam jangka pendek, dan dalam jangka panjang membangun
suatu toleransi dan menginginkan lebih.
T
: Apakah perancang teknologi baru mengerti apa yang mereka lakukan?
Orang-orang yang
membuat video game tidak akan mengatakan bahwa mereka ingin menciptakan
pecandu. Mereka hanya ingin Anda menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan
produk mereka.
Beberapa permainan di
smartphone mengharuskan Anda memberi uang saat bermain, jadi mereka ingin
membuat Anda tetap bermain. Perancang akan membangun sebuah permainan dengan
sejumlah umpan balik, dengan cara yang sama bahwa mesin slot menawarkan
kemenangan sesekali untuk menahan minat Anda untuk tetap bermain.
Tidak mengherankan,
produsen game sering melakuka pra-uji suatu produk dengan beberapa versi untuk
melihat versi mana yang paling sulit ditolak dan mana yang akan membuat
perhatian Anda tertuju paling lama. Dan… berhasil.
Dalam buku itu, saya
berbicara dengan seorang pemuda yang pernah duduk di depan komputernya bermain
video game selama 45 hari berturut-turut! Bermain secara kompulsif dan telah
menghancurkan seluruh hidupnya. Saat ini dia direhabilitasi di klinik reSTART
negara bagian Washington, di mana klinik tersebut mengkhususkan diri dalam
merawat anak muda dengan ketergantungan game.
T
: Apakah kita memerlukan undang-undang untuk melindungi diri kita sendiri?
Bukan ide buruk untuk
mempertimbangkannya, setidaknya untuk game online.
Di Korea Selatan dan
China, ada proposal yang mereka sebut undang-undang Cinderella. Idenya adalah
untuk melindungi anak-anak dari bermain game-game tertentu setelah tengah
malam.
Kecanduan game dan
internet merupakan masalah yang sangat serius di seluruh Asia Timur. Di China,
ada jutaan anak muda pecandu game dan internet, dan di negara tersebut memiliki
kamp-ksmp rehabilitasi di mana orang tua mempercayakan anak mereka selama
berbulan-bulan terapi detoks yang terencana.
T
: Mengapa Anda mengklaim bahwa banyak gadget elektronik baru telah memicu
kecanduan perilaku?
J : Lihatlah apa yang
orang lakukan. Dalam suatu survei, 60 persen orang dewasa mengatakan bahwa
mereka meletakkan ponsel di sampingnya saat tidur. Dalam survei lain, separuh
responden mengaku memeriksa email mereka pada malam hari.
Apalagi, saat ini gadget
menjadi perangkat penyampaian yang sempurna untuk media adiktif. Jika permainan
dan media sosial pernah terbatas hanya pada komputer di rumah, gadget
mengizinkan kita untuk bermain game dan menggunakan media sosial di mana-mana.
Dewasa ini, kita selalu
memeriksa media sosial terus-menerus, yang disadari atau tidak, mengganggu
pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Kita terobsesi dengan berapa banyak "like"
pada foto Instagram atau Facebook, daripada ke mana kita akan jalan-jalan dan dengan
siapa kita akan mengobrol.
T : Dimana salahnya
dalam hal ini?
J : Jika Anda menggunakan
ponsel selama tiga jam setiap hari, saat itu Anda tidak menghabiskan berinteraksi
bertatap muka dengan orang lain. Smartphone memberikan semua yang anda butuhkan
untuk menikmati momen-momen Anda, dan menggunakan ponsel tidak memerlukan
banyak inisiatif.
Anda tidak perlu
mengingat apapun karena semuanya tepat di depan Anda. Anda tidak perlu
mengembangkan kemampuan untuk menghafal atau mengemukakan gagasan baru.
Saya merasa tertarik pada
wawancara terhadap mendiang Steve Jobs di tahun 2010, ia mengatakan bahwa anak-anaknya
sendiri tidak menggunakan saya iPad. Fakta yang mengejutkan, banyak sejumlah raksasa
di Silicon Valley menolak untuk membiarkan anak-anak mereka berada di dekat
perangkat-perangkat tertentu. Ada sekolah swasta di Bay Area tidak mengizinkan
teknologi tertentu, tidak ada iPhone ataupun iPad. Hal yang sangat menarik
tentang sekolah ini adalah, 75 persen orang tua siswa adalah eksekutif
teknologi.
Belajar dari perihal
sekolah tersebut mendorong saya untuk menulis, "Irresistible" Apakah benar
ponsel, tablet dan sejenisnya membuat mereka (Steve Jobs, eksekutif TI,
sekolah) melarang anak-anak menggunakannya karena memiliki potensi yang berbahaya?
T
: Anda memiliki anak laki-laki berusia 11 bulan. Bagaimana Anda berinteraksi
dengan teknologi Anda saat Anda bersamanya?
J : Saya mencoba untuk
tidak menggunakan ponsel saya saat di sekitarnya. Ini sebenarnya salah satu
mekanisme terbaik untuk memaksa saya agar tidak terlalu banyak menggunakan
telepon saya.
T
: Apakah kamu kecanduan barang ini?
J : Ya saya berpikir
begitu. Saya telah mengembangkan kecanduan dari waktu ke waktu dengan berbagai
permainan di telepon saya.
Seperti banyak orang
dalam survei yang saya sebutkan tadi, saya kecanduan email. Saya tidak bisa
berhenti memeriksanya. Saya tidak bisa tidur di malam hari jika saya belum
membersihkan inbox saya. Aku akan meletakkan teleponku di samping tempat
tidurku, sama seperti aku berusaha untuk tidak melakukannya.
Teknologi ini memang
dirancang untuk itu. Email seperti tidak berdasar. Platform media sosial seperti
tidak ada habisnya. Twitter? Kicauan yang tidak akan pernah benar-benar
berakhir. Anda bisa duduk di sana 24 jam sehari dan Anda tidak akan pernah
sampai pada akhirnya. Dan Anda akan kembali lagi dan lagi dan lagi.
T
: Jika Anda menasihati seorang teman tentang berhenti dari perilaku kecanduan mereka,
apa yang akan Anda sarankan?
J : Saya menyarankan
agar mereka lebih waspada tentang bagaimana mereka membiarkan teknologi
menyerbu kehidupan mereka. Selanjutnya, mereka harus mengaturnya. Saya suka
ide, misalnya, tidak menjawab email setelah pukul enam sore.
Secara umum, saya akan mengatakan menemukan lebih banyak waktu untuk berada di lingkungan alami, bertatap muka dengan seseorang dalam percakapan yang panjang tanpa teknologi apa pun di ruangan itu. Seperti tahun 1950-an di mana Anda duduk di sebuah ruangan dan Anda tidak bisa membedakan, Anda ada di era. Anda seharusnya tidak selalu melihat-lihat pada layar-layar Anda.
Sekian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar